DENPASAR-Dalam rangka meningkatkan Srada dan Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa,Umat Hindu Kodim 1611/Badung, melaksanakan Upacara Keagamaan Piodalan yang dipimpin langsung oleh Dandim 1611/Badung Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan S.I.P. di Pura Kodim 1611/Badung. Sabtu (27/07/24).
Piodalan di laksanakan setiap Saniscara Kliwon Wuku Landep Penanggalan Kalender Umat Hindu ini jatuh pada hari Sabtu tanggal 27 Juli 2024. Upacara Piodalan tersebut rutin di lakukan setiap dua kali dalam setahun yang melibatkan seluruh Umat Hindu Kodim 1611/Badung.
Sebagai Komandan di satuan Kodim 1611/Badung Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan, S.I.P. menyampaikan upacara piodalan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan personel Kodim beserta jajaran khususnya yang beragama Hindu,serta merupakan wujud bhakti sebagai usaha untuk mencapai kesejahteraan (Jagadhita). Ungkap Dandim
“Ketaqwaan merupakan salah satu cara kita dalam membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik dengan selalu menjalankan perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya sesuai dengan apa yang ada di dalam ajaran Kitab Bhagawadgita. Sehingga seluruh Prajurit dan PNS serta keluarga Kodim 1611/Badung, khususnya yang beragama Hindu di harapkan mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap satuan, bangsa dan negara”,tegas Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan S.I.P.
Dalam rangkaian upacara piodalan tersebut, diisi juga dengan Dharma Wacana oleh Danramil 1611-02/Densel Mayor Inf Ida Bagus Putu Swatama mangatakan kepada Umat Hindu yang menjelaskan tentang arti dari pada Yadnya dalam Rahina Tumpek Landep yang merupakan pengorbanan atau persembahan secara tulus dan ikhlas.
“Arti Tumpek Landep yakni kata “Tumpek” di ambil dari kata “Tampa” berarti turun, dalam kamus Jawa Kuno Indonesia “Tampa” mendapat sisipan kata “Um”, sehingga menjadi kata “Tumampak” yang bermakna dekat. Kata “Tumampak” yang mengalami persenyawaan huruf “M” sehingga berubah menjadi “Tumpek”. Kata “Landep” berarti runcing, maka Hari Raya Tumpek Landep dapat juga di artikan sebagai upacara yadnya selamatan terhadap semua jenis alat yang tajam serta memohon kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat/senjata tetap bertuah”, jelas Danramil.
( Oka/PB)